Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Lerep Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dan diperoleh sejumlah 100 responden dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu pasien rawat jalan yang mengambil obat di instalasi farmasi puskesmas lerep yang bisa membaca, tidak tuli, dan tidaak buta
Berbagai upaya telah dilakukan untuk itu, namun masih selalu ditemukan adanya ketidak pahaman penggunaan antibiotik. Kegiatan ini untuk mendampingi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) agar mampu
Hal ini merupakan peluang bagi yankestrad untuk menjadi inovasi di fasyankes. Sehubungan dengan hal tersebut, Kamis (25/03/2021) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS menerima kunjungan Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes beserta tim di Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Apoteker Pengelola Apotek dan/atau Apoteker Pendamping sejumlah 35 responden dari populasi 201 apotek (tabel I). Data primer yang didapat dari penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan program SPSS for windows release versi 17,0 Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for windows. Pengukuran Arah kebijakan tersebut selanjutnya dituangkan dalam berbagai kegiatan, dengan berfokus pada sasaran strategis untuk mencapai tujuan program, yaitu: 1) Terwujudnya peningkatan ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas, 2) Terwujudnya kemandirian bahan baku obat, obat tradisional, dan alat kesehatan, serta 3) Terjaminnya alat kesehatan dan PKRT
bayi di wilayah operasinya. Inovasi yang dilakukan dengan memberikan pelayanan yang menekankan kemudahan akses, yang dapat diperoleh di dalam dan di luar pusat kesehatan. Dengan menerapkan inovasi ini, Puskesmas Sempu berhasil meniadakan tingkat kematian pada tahun 2014 dan 2015. Kata Kunci : Inovasi, Pelayanan Publik, Bumil Risti
. 272 96 462 437 275 182 434 402

program inovasi farmasi di puskesmas